PARA POLITISI ITU bisa dipastikan banyak teman, tetapi belakangan manakala karir politiknya memuncak Iya tak segan segan memakan teman juga untuk melanggengkan politiknya. Apatah lagi jika memang bukan teman, Dia jadi politisi atau mejadi tokoh atau menjadi penguasa sepertinya memang harus tega. Itu setidaknya yang pernah dialami oleh para politisi dan sekaligus Penguasa, antara lain yang terkena musibah seperti itu adalag Presiden Soekarno. Presiden Soekarno lama berkuasa, bahkan sempat diputuskan untuk Presiden Seumur hidu. Jasanya kepada Bangsa ini tak perlu diragukan lagi, walaupun kesalahannya tidak sedikit, dan yang lebih memprihatinkan adalah kawan dan sahabat kentalnya harus merasakan siksaan itu, mereka antara adalah adalah Sutan Syahrir, Kartoswiryo, Natsir, Moh Room, Buya Hamka, Syafruddin Prawiranegara, Kasman Singodimejo, Subadiyo Sarto Sartono.
Kalau ada sejumah tokoh ditangkap oleh Penguasa karena perbedaan politik, maka barangkali itu adalah salah satu sisi lemah para penguasa terutama Negara Berkembang adalah belum siapnya seorang penguasa itu memiliki perbedaan pandangan politik yang berbeda. Soekarno banyak dimaafkan oleh kawan kawannya, seperti Buya Hamka umpamanya terkesan telah memaafkan ketegaan Soekarno memenjarakan beliau dan menanggung segala kepedihan hatinya, namun beliau ternyata masih bersedia untuk mengimami penyolatan almarhumk, dan melupakan ketegaan almarhum yang memenjarakannya bertahun tahun, walaupoun mereka sejatinya adalah bersahabat karib.
Tetap[i masih pantaskah cara seperti itu dipraktikkan justeru di masa masyarakat Bangsa Indonesia telah berhasiul menegakkan Demokrasi setelah bersusah payah memaksa dua orang Presiden yaitu Soekarno dan Soeharto secara berturut turut, dengan harga yang demikian mahal harus dibayar Bangsa ini. Setidaknya ulama Ahlu Sunnah Wal Jama'ah sepakat mengharamkan pengehentian pejabat sebelum periodenya berakhir. Itulah sebabnya banyak para ahli menyayangkan bila Prtesiden Jokowi juateru memilih berputar balik setelah Bangsa ini berusaha menegakkan demokrasi.
Tetapi walupun demikian ummat Islam tak boleh ikut ikutan memutar balik arah jarum jam, ummat Islam harus bergerak maju. Kepada rezim yang sedang berkuasa sekarang, kecil kemungkinan kita akan berharap maju, kita hanya berharap tak terlalu banyak ulama yang ditangkap, semoga Habib Riziq Shihab adalah merupakan ulama yang terakhir ditangkap, justeru kita berharap dakwaannya nanti tak terbukti dan diunyatakan SP3, apalagi kritik para ahli hukum semakin riuh.Yah ... nanti kita tunggu saja bagaimana nanti perkembangannya. Yang penting ummat semakin pintar dan melek hukum agar jangan samoai dengan mudahnya terjerat berbagai kasus, apalagi demikian banyaknya pasal pasal karet yang dapat digunakan untuk menjerat musuh politik, walaupun mereka tidak berparpol.
Ingin saya katakan bahwa untuk agar ummat Islam selalu bergerak maju maka ada disaat saat mentok seperti ini ada dua halyang harus kita pelihara, pertama jam'ah masjid di makmurkan dan dakwah di aktifkan. Dihohon para ulama lebih giat membaca agar selain semakinmemiliki wawasan yang luas, juga tak boleh tertinggal tentang informasi hukum, agar tak mudah terjerat oleh segala pasal pasal karet. Kedua agar jama'ah masjid semakin makmur para takmir masjid harus menganalisa setiap rumah disekitar masjid menghitung jumlah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar