foto

foto

Minggu, 13 Desember 2020

KISAH BAJU ORANYE DAN BORGOL UNTUK HABIBANA.

SEMULA BANYAK UMMAT yang bimbang mereka tak yakin Habib Riziq akan ditangkap atas kesalahan yang oleh banyak orang berpendapat jangankan sebagai tersangka, sebagai saksi saja tak patut ditimpakan kepada Habib Riziq seorang ulama yang dicintai oleh murid muridnya yang jumlahnya mencapai jutaan. Selama tiga tahun beliau mengungsi ke Makkah karena sebelumnya telah beberapa kali ada upaya penembakan ke arah ruang belajar dan kamar tidurnya. Sejumlah tuduhan telah dipoersiapkan untuknya, walaupun ada yang di SP 3 kan, tetapi lebih banyak lagi penggantinya.

Kini Habibana Habib Riziq Shihab telah mengenakan Baju Oranye  dan borgol menghiasi kedua pergelangan tangannya. Memang sudah terlalu banyak Ulama yang dianggap kurang sejalan dengan penguasa mereka dipaksa  mertingkuk diteralis besi dengan berbagai pasal yang didakwakan. bahkan sebagian dari mereka bertahun meringkuk dipenjara tampa diproses dimeja pengadilan.  Lalu apa yang akan terjadi kepada Habibana Habib Riziq Shihab. Marilah kita awali kisah ini dari cerita yang dituliskan oleh Harian Republika, sebagai informasi yang dapat kita jadikan acuan dan kita ambil positifnya. 

Selanjutnya siapapun kita boleh mengguanakan hak civic kita semua, itu dilindungi undang undang, selanjutnya apapun yang akan kita lakukan semua harus sesuai aturan berlaku.Terutama terkait demham undang undang Protokol kesehatan, karena aturan yang satu ini mendadak bisa bisa berubah dari Perdata menjaddi Pidana.  Siapapun yang melanggar aturan yang berlaku termasuk diantaranya penguasa, maka akan terkena sangsi, tentunya. Hindarilah melakukan kesalahan kesalahan sekecil apapun dan  yang tidak perlu.    Ikutilah tulisan berikut dari Republika.

Habib Rizieq malah menunjukkan tangan terborgol ke publik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mungkin banyak pihak yang ingin tahu bagaimana sih sebenarnya ekpresi Habib Rizieq Shihab saat menjalani masa akhir pemeriksaan di Polda Metro Jaya. Hal ini makin khusus bila kemudian terkait kisah sebelum Habib Rizieq diborgol tangannya dan memakai rompi oranye seorang tahanan polisi.

Kisah soal apa tindakan dan ekpresi Habib Rizieq itu datang dari pengacara FPI yang mendampingininya, yakni Sugito Atmo Prawiro. Menurutnya Habib Rizieq tahu dan biasa saja sikapnya ketika hendak dipakaikan borgol dan baju oranye oleh petugs kepolisian.

 

''Habib Rizieq bersikap tenang saja. Kala itu dia malah bicara pendek begini kepada kami selaku pengacaranya. Katanya: sudahlah tenang saja. Kalau ini ketetapan hukum, maka borgol dan rompi pasangkanlah,'' kata Sugito menirukan Habib Rizieq.

Menurutnya, pemakaian borgol dan rompi oranye itu terjadi sekitar Ahad (13/12) dinihari WIB. Waktu itu juga bersamaan dengan masa akhir pemeriksaan Habib Rizieq yang sudah berlangsung sekitar 11 jam.

''Menariknya meski paham akan ditangkap, diborgol, dipakaikan rompi tahanan warga oranye, hingga akan ditahan, Habib Rizieq sebenarnya melakukan perlawanan melalui tindakan dengan diam atau bukan verbal. Ini dilakukan dengan tindakannya yang tidak bersedia menandatangani semua dokumen yang terkait dengan pemeriksaan dan penahanan terhadap dirinya,'' ungkap Sugito.

Akibatnya, semua dokumen dari pihak kepolisian yang disodorkan kepadanya mulai dari surat pengkapan hingga surat penahanan tersebut, hanya ditandatangani oleh petugas kepolisian yang memeriksanya. ''Tindakan non verbalnya itu menjadi penanda bagi sikap Habib Rizieq  yang tetap menganggap segala perlakuan kepadanya itu sudah sangat berlebihan,'' ujar Sugito seraya mengatakan bila sikap Habib Rizieq  tersebut akan menjadi bahan hukum tambahan pada para pengacara untuk melakukan pra-peradilan.

Lalu bagaimana saat Habib Rizieq ketika berjalan ke mobil tahanan malah mengacungkan tangannya yang telah diborgol dan tak terlihat risi memakai rompi tahanan berwarna oranye? Ketika menjawab soal tersebut, Sugito malah mengatakan justru terlihat Habib Rizieq ingin memperlihatkan dirinya bila dia kini sudah diborgol, memakai rompi tahanan, dan akan segera ditahan.

''Semua itu  cocok dengan sikap Habib Rizieq sebelumnya yang menyatakan siap menerima apa pun konsekuensinya. Baginya itu adalah risiko perjuangan. Jadi dia biasa saja dan malah bangga,'' ujarnya.

Namun bagi Sugito selaku pengacara hukum, apa yang terjadi pada kasus Habib Rizieq itu menarik dicermati. Menurutnya, apa yang terjadi langsung di depan matanya itu menandakan adanya suatu yang khas dalam penegakan hukum Indonesia yang baru. Hal itu adalah soal-soal politik dan hak asasi dalam demokrasi dibawa atau menjadi ke ranah hukum pidana.

''Agak beda dengan yang terjadi pada sosok Jumhur Hidayat dan Syahganda yang terlihat malu diborgol dan memakai rompi kuning tahanan polisi, Habib Rizieq malah terang-terangan menunjukannya ke publik. Ini dia lakukan di depan kerumunan para jurnalis, pendukung atau pengantarnya dalam pemeriksaan, dan aparat polisi sembari masuk ke mobil tahanan,'' ucap Sugito Atmo Prawiro.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar