foto

foto

Jumat, 26 Juni 2020

GERAKAN UTAMA MASJID ADALAH MENANAMKAN KETAKWAAN.



KHUTBAH EPISODE KE 4  Di  Masjid Aljihad yang disampakan oleh Dr (c) Bainal Huri, M.Kom.,  kemarin Jum'at  26  2020 dengan thema Pembentukan Generasi Takwa. Apa yang disampaikan oleh belaiu adalah sesuingguhnya mengingatkan kepada kita semua sebagai Jama'ah Masjid Al-Jihad bahwa sejatinya membentuk generasi takwa itu adalah salah satu unsur yang wajib disampaikan oleh setiap seorang khatib dalam khutbah nya. " Bertakwalah kepada Allah dengan sebenar benarnya takwa".  dan dalam AlQuran disebutkan bahwa Ini kitab yang merupakan satu satunya petunjuk untuk mencapai derajat takwa yang sebenarnya".

Oleh karenanya maka sesuatu yang wajib disampaikan oleh Khatib kepada jama'ah, dan juga merupakan kewajiban para jama'ah untuk menindaklanjutinya. Dan tentu saja untuk menindaklanjuti petunjuk Khatib itu akan jauh lebih sulit untuk dilaksanakan, karena lebih membutuhkan tenaga dengan segala keahliannya, keahlian dan waktu yang panjang dan tentu saja masalah biaya yang tidak sedikit.

Dengan demikian  maka upaya upaya atau usaha untuk mewujudkan generasi yang takwa sebagaimana apa yang disampaikan Khotib kita ini, tentu saja adalah keniscayaan adanya. Karena ini wajib sifatnya maka segenap Pengurus menyelenggarakan program penanaman takwa bagi segenap jama'ah dan istimewanya  generasi muda, Khatib menggaris bawahi kata kata tanamkan ketakwaan bagi generasi muda di Masjid ini.

Kita akan berdosa besar bila mana selaku takmir Masjid ini tetapi tidak  menyelenggarakan program penanaman ketakwaan ini, oleh karena itu marilah kita berlomba menghindari dosa ini dengan cara merumuskan program, melaksanakan program, mengevaluasi program, menindaklanjutu program  meningkatkan program serta menjaga keberlanjutan program.untuk kita ketahui menyiapkan diri sebagai takmir masjid, yakjinlah bahwa kita akan menjadi manusia yang sangat dimulyakan Allah  manakala kita bisa melaksanakan tugas mulya ini semaksimal mungkin.

Selanjutnya marilah kita berdoa bersama sama semoga Allah memberika kekuaatan dan kekuasaan  kepada para takmir masjid Aljihad ini untuk menyelenggarakan program pembentukan ketakwaan

 

Senin, 22 Juni 2020

AKAL SEHAT AKAN KETEMU AKAL SEHAT.

PERNYATAAN INI DIUCAPKAN OLEH ROCKY GERUNG, ketika Rocky Gerung diundang oleh Ustad Abdul Shomad (UAS) di mana Rocky pernah mengatakan bahwa UAS adalah singkatan singkatan dari akal Ustadz Akal Sehat,  Gerung meyakini bahwa akal sehat akan bertemu dengan akal sehat, sedangkan dengkul akan berjumpa dan bersatu dan bersama sama denganb akal dengkul, mereka yang dungu akan lebuih nyaman bersama orang orang yang dungu pula, demikian kata Rocky ketika memenuhi undangan Ustadz Abdul Somad. Obrolan itu terkesan seperti disertai senda gurau, tetepi bila di simak dan direnung, isinya serius banget, nampaknya Gerung sedang melindungi UAS dar ab

 

Pembicaraan awal nampaknya Buzer menjadi pilihan.  Gerung bilang bahwa akal sehat akan menyatu dengan akal sehat maka Buzer nanti akhirnya akan bersatu dan menyatu dengan yang membayarnya. Gerung menyebut nanti pada saatnya kerjaan Byzer itu justeru akan menyusahkan si pembayarnya senduiri, ketika merasa berhenti dibayar. Jika sekarang bisa disebut mereka sekarang menyatu dalam Partai Buzer Sejahtera, sebagai Buzer pada saat sekarang ini  para buzer ini sangat merasakan nikmatnya kesejahteraan, tetapi pada saatnya nanti meraka takan dibayar. Dan pada saat itu sipembayar buzer hampir dapat dipastikan akan menjadi pusat sasaran dan kemarahan buzer. Nanti  thesis Gerung akan diuji dengan waktu. Apakah benar Buzer yang akan berbuat dan mengakibatkan pembayarnya jatuh.

Dalam pertemuan itu nampaknya Gerung sengaja ambil cari kata kata sehingga terkesan bergurau, saya menduga beliau sengaja melindyngi UAS untuk tidak terseret ke kasus delik yang nampaknya merupakan tugas para buzer untuk mencermati setiap kalimat untuk dizartikan deliknya. Sehingga Gerung merasa berkewajiban untuk melindungi UAS dari serangan Buzer karena UAS bukan tercatat sebagi seseorang yang pakar falsafah hukum dan falsafah keadilan, seperti disiplin yang memang digandrungi dan dikembangkan oleh Gerung.

Buzer telah dibayar mewah untuk usaha menjatuhkan orang orang yang kritis, sayangnya para buzer sering menyaru dengan cara meminjam otak orang lain, tetapi sayang para buzer seringkali meminjam otak orang yang lebih bodoh dari otak asli si buzer katanya meledek Buzer. Katika ditanya apa ciri orang berfikir secara dungu tanya UAS, mereka yang dungu itu senang sekali menggunakan logika deception. Sesuatu yang palsu, sesuatu yang dikorup. Banyak lagi obrolan antara UAS dan Gerung.

Saya berharap UAS dan Gerung tak sering sering melakukan pertemuan, karena sesungguhnya memang keduanya memiliki kesamaan, yaitu menyeru kepada kebenaran dan kebaikan secara terikur dengan ukuran masing masing yang meraka rasakan sejalan. Tetapi saya tak setuju keduanya sering berjumpa, nanti pada satu saat ketika buzer gagal menembak Gerung, maka UAS akan menjadi sasaran tembak yang empuk, karena akan banyak bicara secara lebih jujur dan apa adanya. Saya sangat menyayangi UAS.

Lalu siapa sih para Buzer itu, siapa yang membayarnya, di bayar pake uang siapa ..., Jawabnya "Aku Takl Tahu".


 

Minggu, 21 Juni 2020

ARAHKAN UMMAT KE MASJID.

Fachruddin, jamaah
SEBAGAIMANA YANG DICONTOHKAN oleh Rasululullah SAW bahwa pusat pembinaan ummat itu di masjid, memutuskan segalka sesuatunya apalagi yang penting penting itu di masjid, jangan ditanya pusat pendidikan agama tentu saja masjid adalah puisatnya, jika memangh Rasulullah sebagai teladan kita dalam beragama, dan tentu saja dalam berkehidupan dalam segala aspeknya.

New Normal akibat corona akan mengakibatkan perubahan luar biasa, maka ummat Islam dalam memikirkan nasib ummatnya, memang harus memberian kajian luar biasa pula, bisa jadi dalam waktu dekat sistem pendidikan kita akan mengalami perubahan yang signifikan, karena dalam kasus Indonesia saja, dengan diangkatnya seorang Menetri Pendidikan bukan dari kalangan pendidik, tetapi dari kalangan bisnis. semula memang sudah mengancang ancang, tetapi nampaknya dampak corona ini mengharuskan penundaan karena menunggu konsep besar uang menginduki strategi pengelolaan Pemerintahan.

Pemerintah Indonesia memang mengalami keterlambatan dalam mengantisipasi dampak corona,  karena justeru awalnya para buzer yang yang dilepas dalam rangka coron, sehingga informasi tercampour aduk dengan info hoax, walaupun dengan cara menampilkan pakar dalam bidang tertentu di luar kesehatan, tetapi tentu saja karena itu diketahui sebagai gerakan buzer maka yang lain bersemangat untuk memberiakn informasi tandingan. Belakangan jama'ah umroh asal Indonesia dianggap tak diseriusi Pemerintah dalam penanganan dampak corona. Terakhir justeru pihak Indonesia sendiri menunda keberangkatan jamaah haji Indonesia.

Disadari atau tidak tetapi yang layak diyakini bahwa akibat corona ini ummat dan jama'ah Islam banyak mengalami kesulitan dalam hidup, akhir akhir ini sektor non formal yang semula tahan banting atas segala cuaca dalam menghadapi gejolak politik dolar, justeru pada saat sekarang ini kelompok ini lebih awal gulung tikar, bukan hanya gerobak gerobak yang banyak digantung ditaruh diemperan samping rumah, tetapi juga motor motor roda dua, dengan bisnis antaran mulai menangis, dan mereka yang menggunakan mobil juga terpaku membisu. jangan dikata mereka yang bisnis dengan cara memikul. Mereka ini tak lagi ditoleh oleh pembeli.  Satu dua kasus memang nampak masih bergeliat dan tetapi siapa yang bisa menjamin, sampai kapan mereka bertahan.

Sudah saatnya kita mengumpulkan banyak pemikir, untuk mengantisipasi segala sesuatunya. yang mereka mau bekerja diluar hiruk pikuk pilkad dan pada saatnya nanti akan ada Pilpres. Sudah saatnya masjid bergerak untuk menjadikan masjid sebagai pusat pendidikan ummat dan pusat pendidikan kebudayaan Islam. Apalagi dunia politik sekarang seperti sedang kebaran jenggot akibat terpotong ditelikungan oleh upaya upaya untuk menghidupkan kembali PKI dengan harapan nantinya akan disambut sebagai umpan terobosan kepada politisio yang konon kabarnya sudah didik oleh Partai Komunis China, katanya.  Point tulisan ini adalah agar masjid bergerak dalam pembinaan jamaah
Wallohu a'alm bjshowab.

Sabtu, 20 Juni 2020

DUA WARISAN RASULULLAH SAW, JAMINAN KESELAMATAN.

DIKATAKAN diwariskan dua hal untuk keselamatan manusia, yaitu Al-Quran dan Sunnah atau hadits, yaitu apa yang dikatakan, apa yang diperbuat dan apa yang disetujui oleh Rasulullah SAW. sedang apa yang dikatakan, apa yang diucapkan, apa yang diperbuat dan apa yang disetujui Rasul itu adalah berdasarkan al-Quran. Rasulullah SAW mengatakan bahwa keselamatan manusia akan dijamin manakala   berpegang kepada Al-Quran dan haddits. Isinya merupakan petunjuk yang berisikan kebenaran dan keselamatan menuju kebahagiaan setiap manusia.Inilah satu satunya Kitab sebagai bimbingan atau jalan menuju takwa. Dan ketaqwaan adalah merupakan persyaratan menuju keselamatan baik dunia maupuna akherat.

Itulah kira kira salah satu sisi dari inti khutbah yang disampaikan oleh Khatib dalam penyelenggaraan Sholat Jum'at yang ketiga dilaksanakan oleh Masjid Aljihad Perumahan Korpri Bandar Lampung. Dimana penyelenggaraan sholat Jum.at di musholaa mungil ini adalah dilakukan dalam rangka memecah jama'ah agar tidak terlalu padat, kaena masjid terdekat memang terasa sesak sekali ketika melaksanakan sholat Jum'at sebelumnya. Untuk menyesuaikan diri dengan protokol kesehatan

Penyelenggaraan sholat Jama'ah Jum'aty ini nampaknya memang dilaksanakan dalam situasi sangat mendesak ketika Pemerintah memberikan kelonggaran dalam pelaksanaan lockdown terkat merebak virus coron. Sehingga tentu saja persyaran administratif belum terselenggara dengan baik dan belum ada kontak ukhuwah dengan masjid masjid sekitar. Jangankan ada komunikasi dengan Dewan Masjid tingkat Kabupaten/ Kota, bahkan Kecamatan dan juga KUA atau Uspida tingkat Kecamatan. Jangankan itu semua, Pengurus Musholla yang sekarang berubah menjadi Masjid saja belum lagi menyelenggarakan rapat bersama, tentu saja ini karena kesulitan komunikasi juga tak lain karena corona.

Ada yang mengusulkan agar menggunakan Zoom Meeting, tetapi belum bisa  disetujui oleh para Pengurus karena kekhawatiran rahasia bisa terbongkar. Jadi untuk sementara waktu mungkin para Pengurus yang jumlahnya memang tak seberapa ini masih belum bisa berjumpa dalam satu jama'ah  bila masih juga energi dengan fasilitas moder, sebetulnya bisa dimaklumi bahwa sebagian yang gaptek maka jawaban yang paling tepat sebenarnya bukan mencari dalih untu menolak teknologi, tetapi meminta para jama'ah yang masih muda dan mahasiswa bisa membantu kita kita yang sudah berusia tuia agar juga bukan hanya mampu, tetapi terampil untuk menggunakan fasiulitas komunikasi secara new normal.

Jangan terlalu berharap masalah virus corona ini segara akan usai, tidak, karena maslah virus corona ini sudah ditunggangi kepentingan bisnis, ekonomi, vinansial serta politik dunia. dan ini hampir dipastikan akan berjalan lebih panjang dari perkiraan kita, karena panen besar justeru akan tarjadi pada masa pasca. corona. Dan yang dibutuhkan oleh dunia buisnis itu adalah ketakutan global. Marilah kita tinggalkan masalah corona.

Kenbali ke judul di atas, tentang jalan yang diberikan untuk mencapai keselamatan dan bahkan kebahagiaan, maka sesegera mungkin kita keluar dari situasi darurat. termasuk kedaruratan dalam menyelenggarakan sholat Jum'at dimana segala sesuatunya bukan terjadi secara kebetulan melain sesuatu yang memnag telah kita rekaya dan bahkan disimulasikan.  Masjid yang mampu melaksakan hal tersebut, adalah masjid yang sudah berusaha memperbaiki diri. memiliki visi dan missi, memiliki program, dan memiliki strategi untuk mencapai tujuan program ini. Kira kira demikian tugad kita semua dalam menyelenggarakam kegiuatan sebuah masjid.

 

Rabu, 17 Juni 2020

FALSAFAH SAKIT, SAKIT BUKAN MUSIBAH ?!

SEBAGAI ANGGOTA GRUP WA, dalam dua hari ini setidaknya ada dua orang yang sedang mengalami sakit, diam diam saya juga sebenarnya sekarang masih dalam keadaan sakit, jadi kami betiga masih dalam keadaan sakit dan sedang berharap sembuh. Lalu saya teringat suatu peristiwa lucu yang terjadi ketia kami menerima kuliah filsafat, yang membuat kami pusing tujuh keliling, ada juga kabar seorang teman kami yang sudah dua kali kuliah tak masuk, Sang Dosen menanyakan. Tiba tiba saja ada seorang teman menanyakan tentang Falsafah Sakit.

Kami sekelas tertawa gembira atas pertanyaan itu, dan kami berharap Sang Dosen terpancing untuyk ikut bergurau agar kami sekelas terkurangi beban berfikir. Tetapi harapan kami menjadi pupous, karena ternyata Sang Dosen menanggapi serius pertanyaan tentang falsafah  Beliau justeru menjelaskan bagimana sakit dilihat dari kacamata aagama Islam. Kuliah penuh canda yang kami harapkan menjadi kuliah serius walaupun Pak Dosen nampak sdikit sedikit berusaha mengaitkan dengan konten kuliah pada saat itu.

Judul tulisan ini hanya judul, tetapi ntinya saya berusaha mengingat ingat kembali materi kuliah tentang sakit, Para pemikir Islam nyaris sepakat bahwa seseorang yang pantas disebut dengan cerdas manakala seseorang itu ingat bahwa pada suatu saat iya akan mati, terpisah roh atau nyawa dari jasadnya, Dan itu akan terjadi manakala jatah rezeki baginya dari Allah telah habis. Kita belum meninggal juga karena, jatah rizki kita belum habis. Darimanapun rizki itu berasal, dipastikan akan akan sampai ke kita juga, urusan proses sampainya maka Allah yang akan mengatur.

Yang paling cepat mengingatkan kita bahwa pada suatu saat kita akan mati adalah melalui sakit. pada saat sakit kiota akan banyak beristighfar, banyakl berzikir, banyak mengingat Allah dan banyak mengingat mati. Pada saat kita ingat mati adalah berarti bahwa kita sedang dalam posisi secerdas cerdasnya.

Mungkin sangat mengejutkan kita bahwa tidak kurang dari seorang Habibie yang menemukan teori kretakan pesawat terbang, dan ternyata penemuannya itu benar sekali, sehingga semua perusahaan yang menggunakan pesawat diharuskan membayar kepada Habibi sampai ditemukannya teori baru. Banyak sumber honorarium dari berbagai tempatnya belerja di German tak diambil setidaknya mulai beliau menjadi Menteri di Kabinet Soeharto.

Kata almarhum Nurcholis Majid  Habiubie berpotensi menjadi barisan orang terkaya di Indonesia. Sayang keinginan Habibi menanam Sham di Nurtonio tak disetujuan, Keinginan beliau membuat mobil Nasional juga tak disetujui Pemerintah, Dan keinginan beliau membuat TV Islam juga ditolak. Dia hanya diterima menjadi Ketua ICMI. Habibie di hari tuanya, menyesal mengapa Iya dahulu tidak ditakdirkan untuk menjadi ahli agama.

Setelah pada tahun kedua ketika habibi mengambil gelar doktornya, beliau kembali gagal mencapai targetnya sebagai mahasiswa penyandang nilai terbaik, nilainya dikalahkan oleh dua orang mahasiswa lainnya. Pada stu saat Iya menemui dua orang mahasiswa terbaik 1,2 yang keduanya adalah orang Yahudi. Habibi menanyakan apa resep kalian mengalahkan aku, padahal aku lebih giat dalam belajar. Semula kedua orang Yahudi ini ragu, tetapi karena Habibi sepertinya sangat berminat. Kedua orang ini akhirnya sepakat membocorkannya.

Betapa terkejutnya Habibie mendengar jawaban kedua orang Yahudi itu. Kata orang Yahudi itu. Setiap sepertiga malam dalam setiap malamnya, kami bangun segera membersihkan badan, selesai membersihkan badan kami langsung membaca Al-Quran, itulah sebabnya kami sangat mudah dalam belajar, dan sangat mudah dalam membaca dan menulis. Haachhh.... Habibie terbelalak, dia menyesal dan merasa malu karena sebagai orang Islam, sebagai penganut Islam yang taat, tetapi tak rutin baca al Quran. Sejak malam itu sesibuk apapun Habibie dipastikan bangu sepertiga malam sholat sunnat dan membaca al-Quran. Sejak itu Habibie mengungguli nilai dua orang Yahudi yang gemar membaca al-Quran. Orang yahudi memang familiar dengan hrup alpabet al-Quran. 

Dua kisah dan pengalaman Habibie ini cukup jelas apa yang saya maksudkan. Tetapi rasanya belum cukup juga jika cerita ringan ini tidak saya ungkap dalam tulisan ini. Seseorang menulis, dan tulisannya  viral. Selama iya tinggal di Arab Saudi dengan mengetahui adanya beberapa rumah sakit. Dia heran sekali mengapa Rumah Sakit di Arab Saudi tidak dikunjungi hingga terpaksa mengantri untuk menunggu giliran.

Usut punya usut ternyata penduduk setempat memiliki kebiasaan apabila mengalami sakit, maka yang bersangkutan segera meningkatkah ibadahnya, diawali (1) Sholat sunnat dua rokaat dan meminta kesembuhan, (2) Banyak banyak baca Quran, (3) Bersedekahlah, masih belu sembuh maka (4) perbanyak istighfar, (5) Rajin minum madu asli selain berdoa, (6). Makanlah buah buahan herbal yang tumbuh atas kasih sayang Allah. Cermatilah dari satu tahap ke tahap berikutnya akan ada perubahan demi perubahan, yang mungkin saja tak kita sadari. Bila masih sakit juga, barulah anda ke Rumah sakit atau dokter untuk berobat, dan tahap tahapan yang tadi tetap silaksanakan. Berserah diri kepada Allah. Ketika kita berserah diri kepada Allah, maka itulah saat saat terbaik bagi kita, pada saat berserah diri dan ikhlas dipanggil Allah sekalipun, maka pada saat itulah kita sedang cerdas cerdasbya di mata Allah.

Mari kita lupakan untuk berfilsafat ria, tetapi marilah kita renungi berbagai pristiwa teladan, dengan momen sakit, kita jadikan kesempatan ini untuk mendekatkan diri kepada Allah. Pada hakekatnya sakit belum tentu hukuman, tetapi besar kemungkinan karena Allah sayang kepada kita.

Wallohua'lam bishowab/

Selasa, 16 Juni 2020

 

Oleh: Prof. Dr. Moh. Ali Aziz, M.Ag (malzis@yahoo.com)
 
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
اَلْحَمْدُلِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْن اَشْهَدُاَنْ لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُالْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِيْنُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَىسَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ اَمَّابَعْدُفَيَاعِبَادَاللهِ اُوْصِيْكُمْ وَاِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَالْمُتَّقُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى يَآاَيُّهَاالَّذِيْنَ اَمَنُوْا اتَّقُوااللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَتَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
 
Para jamaah yang sedang berpuasa yang saya muliakan.
Tujuan utama puasa adalah menjadikan kita orang yang lebih baik keimanan dan ibadahnya, serta lebih baik budi pekertinya kepada sesama manusia, sebagaimana difirmankan Allah SWT,
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيۡكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ 
”Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” (QS. Al Baqarah [2]


Apakah puasa wajib kita yang baru lalu kita tunaikan teah tercatat sebagai puasa yang maksimalis.?. Ada dua macam puasa, yaitu puasa minimalis dan puasa maksimalis. Puasa minimalis adalah puasa standar, yang hanya menjauhi makan, minum dan bersetubuh, mulai subuh sampai magrib. Inilah puasa kanak-kanak. Sedangkan puasa maksimalis adalah puasa yang tidak hanya menjauhi hal-hal yang membatalkan puasa, tapi juga menjauhi segala dosa melalui mata, telinga, mulut atau lidah, tangan, kaki, dan semua anggota badan, bahkan puasa hati dari semua lintasan yang tidak disukai Allah. Tidak hanya itu, puasa maksimalis juga disertai dengan memperbanyak shalat sunah, zikir,  infak, dan sedekah.  
 
Hanya dengan puasa maksimalis inilah kita bisa merantai setan dan mengunci neraka. Selama Ramadan, bukanlah Allah yang memenjara setan dan menutup pintu neraka, melainkan kita sendiri, karena setan tidak kita beri kesempatan sedikitpun untuk bergerak. Subhanallah, melalui puasa maksimalis, Allah ingin mengantarkan kita menjadi waliyullah atau kekasih Allah, manusia yang mirip nabi, bahkan mendekati derajat malaikat.
Dengan kata lain, puasa minimalis bertujuan menyenangkan Allah semata (hablun minallah), sedangkan puasa maksimalis menyenangkan Allah dan semua manusia (hablun minallah wa hablun minan-nas). Lakukan puasa maksimalis, dan yakinlah keluarga harmonis dan bahagia akan segera Anda rasakan. Puasa maksimalis inilah yang akan memberi kontribusi besar untuk terciptanya hidup damai di tengah masyarakat yang multi etnis, multi agama, multi aliran atau mazhab, dan multi partai.
Kita, muslim Indonesia amat bersyukur, karena kita telah berhasil membangun hablun minallah pada masyarakat kita. Kita saksikan saat ini, semakin bertambahnya penghafal Alquran, semakin semaraknya masjid, bertambahnya kajian-kajian Islam, semakin banyaknya orang umrah dan berhaji, sehingga kota Mekah tidak pernah sepi dari kehadiran orang Indonesia.
Tapi, kita masih ”gagal”membangun hablun minannas, yaitu masyarakat yang toleran, peduli, dan menghargai perasaan dan kehormatan setiap orang.
 
Para jamaah yang saya muliakan.
Puasa maksimalis ditandai dengan kemuliaan akhlak sebagai berikut. Pertama, dengan puasanya, ia mengobral sedekah kepada fakir miskin, mengobral maaf kepada orang yang pernah menyakitinya, menahan marah, menghapus dendam, dan memperbanyak koreksi diri dan istighfar, sampai tidak ada waktu untuk mencari-cari kesalahan orang (QS. Ali Imran [3]: 134).
Jadi, puasa maksimalis melahirkan manusia berakhlak Tuhan, yaitu seperti yang dilakukan Allah SWT: tidak makan dan tidak minum, tapi selalu bekerja memberi makan dan minum serta menyenangkan makhluk-Nya.
Kedua, tidak berbicara kecuali yang betul-betul teruji kebenarannya. Ia juga cerdas dan amat berhati-hati dalam menyeleksi sebuah informasi (QS.Al Hujurat [49]: 6). Semakin banyaknya orang cerdas dan berpendidikan saat ini, ternyata diikuti juga semakin banyaknya orang yang kreatif membuat informasi bohong.  
Orang bergelar doktor dan profesor bisa tertipu dengan berita bohong produksi orang-orang fasiq atau al kadzdzab (pembohong), apalagi masyarakat umum. Nabi Adam a.s juga dikeluarkan Allah dari surga karena termakan berita bohong yang disuguhkan Iblis (QS. Al A’raf [7]:22).
Bisa jadi masyarakat kita kelak juga terusir dari surga dunia yang kita cita-citakan, jika kita membiarkan perederan berita bohong melalui berbagai media sosial.
Wahai para produser berita bohong, para pendukung dan penyebarnya, bertobatlah. Ramadan inilah waktu terbaik untuk bertobat. Gantilah kebiasan buruk itu dengan kesibukan baru, yaitu mendalami Alquran dan tafsirnya, atau hadis nabi dan sejarah hidupnya. Atau bekerjalah lebih keras agar mendapat banyak uang untuk membebaskan derita orang-orang miskin.
Ketiga, berusaha mendamaikan sengketa di antara beberapa pihak, bukan justru memprovokasi (QS. Al Hujurat [49]: 9-10). 
Suatu hari, Nabi SAW berjalan melewati pekuburan. Tiba-tiba wajah beliau pucat dan tangannya gemetar sambil menjelaskan, bahwa dua orang di dalam kuburan itu sedang disiksa berat, bukan karena dosa besar, melainkan karena hal-hal yang dipandang remeh sewaktu hidupnya. Nabi menunjuk satu kuburan sambil mengatakan bahwa orang tersebut disiksa karena tidak berhati-hati dalam soal najis ketika buang air dan mengabaikan cara-cara bersuci yang benar. 
Lalu, Nabi menunjuk kuburan lain di sampingnya dengan mengatakan, ”Orang ini mengalami siksa yang berat karena yamsyi bin namiimah, yaitu berbicara yang justru menambah renggangnya hubungan persaudaraan” (HR. Al Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas r.a).  
Itulah sebabnya, Nabi SAW mengijinkan kita sedikit berbohong dengan tujuan mendamaikan dua pihak yang bersengketa. Jangan sampai puasa ramadan yang kita kerjakan setiap tahun, umrah yang kita lakukan berkali-kali, Alquran yang kita baca setiap hari, ribuan bungkus nasi yang kita sedekahkan untuk berbuka puasa, gagal mengantarkan kita ke surga, hanya karena kegagalan kita menjaga mulut kita.
Keempat, tidak berburuk sangka, tidak mencari-cari kekurangan orang lain, dan tidak  menjelek-jelekkan orang, apalagi dengan sebutan yang menyakitkan (QS. Al Hujurat [49]: 11).  
Melalui puasa maksimalis, bertobatlah dan akhiri sebutan cebong, kampret, PKI, muslim banci, murtad, munafik dan sejenisnya yang tidak pantas diucapkan oleh seorang muslim. Mengapa dilarang? Sebab, dalam pandangan Allah, bisa jadi yang diejek itu lebih mulia di mata Allah, dan lebih harum di langit daripada pengejeknya. Ingat, standar penilaian Allah dengan standar penilaian manusia, tidak selalu sama. Antarprofesi, antarlembaga, antarkomunitas apa pun harus saling melengkapi, saling menguatkan, dan bukan saling merendahkan.
 
Para jamaah yang saya muliakan.
Ayat-ayat di atas sudah turun 14 abad yang lalu. Tapi, rasanya baru turun bulan yang lalu, karena isinya sangat pas dengan kondisi sekarang. Akhiri puasa minimalis, puasa kanak-kanak, puasa yang hanya menjauhi makan, minum dan bersetubuh. Saatnya, sekarang kita lakukan puasa maksimalis, puasa yang melahirkan tutur kata dan tindakan yang menyenangkan Allah dan menyenangkan manusia.

Kita hapus semua, buang semua penyakit hati, untuk kemudian kita install program baru, yaitu menjadikan kita muslim yang bersih hati dan baik budi pekerti, muslim waliyullah, mirip nabi dan malaikat.
Hanya dengan puasa maksimalis inilah kita bisa menyerap cahaya lailatul qadar yang akan datang. Jangan salahkan matahari ketika rumah kita tidak tersinari olehnya. Bukan matahari yang tidak terbit, tapi karena kaca rumah kita yang amat kotor dan gelap, atau tertutup kain hitam tebal dan berbau.  
 
Lailatul qadar sudah disiapkan Allah untuk menjadikan kita manusia baru. Maka, lakukan puasa maksimalis sejak sekarang sebagai persiapan menyambutnya. Wahai Allah, bantulah kami sekeluarga dan para pemimpin kami untuk berpuasa seperti Nabi-Mu.
 
                        اَقُوْلُ قَوْلِى هَذَا وَاَسْتَغْفِرُ اللهُ لِى وَلَكُمْ اِنَّهُ هُوَاالْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ


Doa untuk khutbah kedua.

اَللّٰهُمَّ ارْزُقْنَا لَذَّةَ النَّظَرِ إِلٰى وَجْهِكَ وَالشَّوْقَ اِلٰى لِقَائِكَ
”Wahai Allah, (melalui puasa ini), karuniakanlah kepada kami keindahan memandang wajah-Mu, dan kerinduan berdekatan dengan-Mu”
 
اَللّٰهُمَّ طَهِّرْ قُلُوْبَنَا مِنَ النِّفَاقِ وَأَعْمَالَنَا مِنَ الرِّيَاءِ وَأَلْسِنَتَنَا مِنَ الْكِذْبِ وَأَعْيُنَنَا مِنَ الْخِيَانَةِ إِنَّكَ تَعْلَمُ خَائِنَةَ الْأَعْيُنِ وَمَا تُخْفِي الصُّدُوْرُ
”Wahai Allah, (melalui puasa ini pula) bersihkan hati kami dari sifat-sifat munafik, bersihkan perbuatan kami dari pamer dan mengharap pujian orang. Bersihkan lidah kami dari dusta dan jauhkan mata kami dari pandangan yang mendatangkan dosa. Sungguh Engkau Maha Mengetahui gerak mata kami sekecil apapun yang mengandung dosa, serta Maha Mengatahui apapun lintasan yang tersembunyi dalam hati kami.”
 
اَللّٰهُمَّ اجْعَلْ أَيَّامَنَا أَيَّامَ رَسُوْلِ اللهِ وَلَيَالَنَا لَيَالَ رَسُوْلِ اللهِ
Wahai Allah, jadikan hari-hari kami (selama berpuasa ini) selalu bersama Rasulullah; dan jadikan malam-malam (Ramadan) kamimalam dengan semerbak wewangian Rasulullah.
اَللّٰهُمَّ أَعِنَّا عَلٰى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
Wahai Allah, melalui puasa ramadan ini,  bantulah kami untuk selalu mengingat-Mu, selalu senang dengan apapun pemberian-Mu, dan setiap hari menambah keimanan dan akhlak kami.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِى قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ آمَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوْفٌ
رَّحِيْمٌ
Wahai Allah, jadikan kami orang-orang yang membahagiakan orang tua kami, yang masih hidup bersama kami atau yang telah berpulang ke hadirat-Mu. Bersihkan hati kami dari dendam dan iri hati terhadap sesama kami.  Jadikan semua anak kami shaleh-shalihah yang membukakan pintu surga untuk kami. Pertemukan semua yang hadir di masjid ini kelak di surga bersama keluarga dan guru-guru kami, serta bersama Rasulullah SAW yang kami cintai. -=0=-

UANG RATUSAN MILYAR, RUMAH DI GANG SEMPIT.



Fachruddin
TERINSPIRASI DARI KHATIB Jum'at 5 Juni 2020 di Masjid Aljihad Perum Korpri Bandar Lampung, dalam konten khutbahnya beliau Ustd. Iqbal sebagai Khatib yang pertama kali di selenggarakan di Masjid Al Jihad ini. Dalam khutbahnya dikatakan bahwa dalam kaitan antara ilmu dan kekayaan. (1). Ada yang berilmu dan berharta, (2). Ada yang Berilmu tetapi Tak Berharta, (3). Ada yang Tak berilmu tetapi Tak Berharta, tetapi (4) Ada yang tak berilmu dan Tak berharta. Kelompok yang keempat ini adalah kelompok yang celaka, kata Khatib Ustd. Iqbal.  Nampaknya Ustadz mengacu kepada peringatan bagi ummat Islam,  Bahwa kemiskinan akan menghampirkan seseorang kepada kekafiran.

Ini bukan Omong kosong, karena Nabi Besar Muhammad menjadi seorang yang kayaraya karena kekayaannya digabung dengan kekayaan sitrinya sebagai wanita kaya di kota Makkah. Oleh karenanya berbicara tentang kekayaan maka mutlak kita merujuk dan meneladani Nabi Muhammad SAW. Manakala keteladanan kita menyimpang dari beliau maka ilmu dan harta kekayaan itu jusateru akan menjadi malapetaka besar karena kita harus mempertanggungjawabakan  segala sesuatunya terkait harta itu dalam proaes yang demikian panjang, sehingga masuk Syurgapun orang orang kaya berda pada akhir akhir waktu.

Menghindari kekafiran, kesengrasaraan dan kekonyolan lainnya, maka yang harus dihindari oleh setiap seseorang adalah miskin dan sekaligus tak memiliki ilmu. Artinya pilihan terakhir minimal bagi seseorang adalah berilmu tak berharta atau berharta tetapi tak berilmu, itu posisi pilihan minimal. Untuk mengetahui bagaimana kisah sukses seseorang hingga menjadi berharta atau berilmu atau keduanya, itu boleh saja kemanapun dicari. tetapi keteladanan mutlak harus meneladani Rasul.

Modal kekayaan yang berhasilk didapat oleh Muhammad, yang kelak pada saat nya diangkat sebagai Rasul, yang pada saat diangkat menjadi Rasul SAW beliau sudah tercatat sebagai orang kaya di Makkah. Kekayaan beliau didapatkan dari kejujuran, kejujuran beliau bukan hanya dikenal di Makkah, tetapi di dunia, dan orang yang tak berimanpun mengakuinya, dan itu pula yang menyebabkan Muhammad SAW menjadi orang yang paling masyhur sedubia. Beliau menjadi manusia yang paling terkenal.

Yah ... kejujuran, itulah modal Muhammad SAW, bukan saja dalam keberhasilannya berbisnis, tetapi menjadi penghulu bagi Rasul dan Nabi ....

................ belum selesai


Senin, 15 Juni 2020

PERLU MENYUSUN NEW NORMAL BAGI MASJID SEBAGAI TEMPAT IBADAH.

SEJATINYA CORONA masih ada, meskipun lockdown atau semacamnya telah dinyatakan  selesai, seolah kita berhasil mengatsi dan pada saat ini sedang dipersiapkan New Normal, memang dirasakan  perlu membakukan berbagai hal, dan itu akan disebut sebagai new normal. Namun pelajaran selama ini hendaknya benar diambil sebagai pembelajaran yang berharga, start kita dalam menangani virus corona diawali dengan start, saling perang pernyaan diantara para pihak yang berkepentingan , ditambah sikap dan pernyataan Pejabat demikian mudahnya berpi9ndah bagaikan burung yang lincah dari satu tangkai ke tangkai lainnya. Belakangan baru kita tahu bahwa untuk wabah kali ini bukan hanya wabah ansich, tetapi ternyata terdapat perang dagang, di mana masyarasakat memang dibuat untuk menjadi takut setajut tajutnya. Karena hanya masyarakat yang takut itu adalah akan berubah menjadi masyarakat patuh.

Belakangan kita baru sadar ada pihak pihak yang sepertimya tak jelas dari pihak mana, yang dalam situasi yang menakutkan itu ada yang berusaha menyudutkan ummat Islam, seolah telah menjadi closter baru berkembangnya virus corona. Dalam hal ini yang sangat mudah kita tangkap dan tampa perlu menyalahkan pihak manapun adalah dari internal kita, dan bahkan bisa dipersempit menjadi internal jama'ah masjid kita sendiri, bahwa keberagaman sikap itu menunjukkan bahwa kita tidak memiliki informasi yan g sama seimbang,  dan ketiadaan kepemimpinan pada internal masjid.

Bisa dipahami karena keterbatasan informasi maka masing masing merasa lebih baik diam daripada berdiskusi dengan pengetahuan yang terbatas. Dalam situasi sepertyi itu nampak sekali selain bergerak tampa koordinasi yang baik, maka pengelompokan dan silaturrahmi diikat dengan ikatan rapuh dan longgar. Ikatan kita di Masjid hanya direkat oleh keadaan sama sama belum terkena dampak. Bila ada yang terkena maka bukan tidak mungkin kembali akan melahirkan perbedaan meruncing dan cenderung saling menyalahkan.

Beranjak dari pemikiran ringan tersebut di atas maka kan lebih cepat lebih bagus bila seandainya para pemikir kita  berkenan menyusun konsep bagaimana sebaiknya aktivitas kita di masjid dalam era new normal ini. Dengan cara berusaha menggali informasi yang benar benar bisa dipercaya berdasarkan inforasi yang bertanggungjawab. Sikap ini perlu dipertegas mengingat lebih dominannya informasi yang sengaja disebarkan dalam rangka mencapai keuntungan finansia dan politik yang berlatar belakang ekonomi dan keuntungan lainnya.

Sepertinya bocoran konsep herd immunity corona lebih mempersilakan agar kita masing masing memiliki kekuatan imunitas prima, Masing masing kita dituntut kemandirian untuk memiliki optimalitas ketercapaiannya masing masing. Adalah terlalu beresiko secara ekonomis dan bahkan politik bila harus memperturutkan kebutuhan dan kepatutan dalam pembiayaan dan penganggaran.  Tentu saja bahwa tak pandang bulu bahwa siappun yang meninggal karena corona, wajib hukumnya dikubur, agar tidak mengundang masalah.

Dalam waktu yang bersamaan pebisnis tingkat dunia sangat membuthkan posisi angka angka dampak virus corona, dan nampaknya merekapun tak tinggal diam berusaha agar statistik yang dipercaya adalkah mendekati posisi yang bisa menguntungkan mereka, dan mereka mengeluarkan biaya besar untuk itu. Sepanjang berjabgkitnya viruis corona ini pranbg angka itu masih berlangsung, walaupun nanti masa panennya justeru datang pasca corona. Ada saja nanti produk baru yang muncul. Dak yakinlah bahwa ada saja pihak pihak yang secara tak terang terangan selalu saja berusaha menyudutkan Islam, bersifat kontimyu dan sistematis.

Tiba tiba saja muncul pihak yang menuduh, menganalisa dan menduga bahwa aktivitas ibadah atau rumah rumah ibadah muncul sebagai kloster baru permbuhan corona justeru akan terjadi pada masa masa landai. Walaupun itu baru tuduhan berdasarkan dugaan semata, tetapi analisis seperti tak pelak sangat menyakitkan hati Disaat kita membutuhkan ummat berjama'ah  karena dengan jama'ah kita kita akan mendapatkan barokah. Dan justeru pada saat itu kita mendapatka  kesulitan  untuk membangun jama'ah.

Pada saat disejumlah negara akan mengikuti WHO untuk menyusun new normal maka sedianya  masjid juga memiliki kemampuan untuk menyudun new normal dan mungkin Kenebag bersama MUI akan menyusun new normal di masjid. Sebenarnya bagi masijid masalah kesehatan dan kebersihan bukanlah sesuatu yang baru, apalagi asing. bersih dan sehat baik tempat, badan dan pakaian serta peralatan lainnya adalah sesuatu yang mutlak dalam Islam, bahkan dalam kitab kitab fikih, maka yang memiliki durasi lebih panjang dari yang lain adalah bab toharoh atau kebersihanj  Ini menunjukkan betapa Islam sangat memperhatikan kesehatan.

Tidak salahnya  para Khatiba  membicarakan dan memperkenalkan serta mengingatkan bahwa sesungguhnya Islam memiliki ajaran yang lengkap tentang kesehatan, kota jadikan bahwa ummat Islam adalaj ummat paling pembersih di dunia. Dalam skalka luas ajaran Islam bukan hanya melipuiti dari bersih bersih tempat, bersih badan dan bersih pakayan serta perlengkapan lainnya. Tetapi juga yang sangat penting akan keabsahan itu semua adalah bersih batin serta ke halalan atas sesuatu.Halal zatnya, halal cara mendapatkannya, serta halal juga pemanfaatan dan cara penggunaanya. Rasanya tak ada agama lain yang memiliki ajaran kebersihan lahir batin, selengkap agama Islam. Maka jadikanlah ajaran Islam itu sebagai acuan masyuarakat dunia.

Tentu banyak hal yang harus dibicarakan terkait new normal ini, maka media khuitbah hendaknya dijadikan media dan momen untuk mengkomunikasikan segala sesuatunya oleh khatib kepada jama'ah. Dalam hal ini tyakmir diminta bisa menjadi mitra khatib untuk berdiskusi dan bermitra dalam upaya memantapkan kesamaan serta pemahaman tentang visi missi yang akan dijadikan thema pembicaraan dalam menyelenggarakan khutbah yang merupakan bagian dari sholat jama'ah Jum'at yang diselenggarakan itu.

Wallohua'lam bishowab.





  ...... sorry belum selesai

Sabtu, 13 Juni 2020

PERKOKOH IMAN DENGAN ILMU.


PERKOKOH IMAN DENGAN ILMU.

USTD. GHONI, dalam khutbahnya menjelaskan bahwa keimanan itu harus kita jaga dan pelihara secara terus mnerus, hingga akhir hayat. Dan salah satu cara yang utama adalah selalu menambahkan dan memperkuat  Ilmu Pengetahuan. Apa yang disampaikan oleh Khotob kita untuk kali yang kedua dalam penyelenggaraan Sholat Jum’at di  Masjid Al-Jihad Perumahan korpri Sukarame Bandar Lampung Jum’at 12 Juni  2020 kemarin. 





Apa yang yang disampaikan oleh Ustd. Ghoni adalah sejalan dengan apa yang sedang diperjuangkan oleh Masjid Al Jihad selama ini dan sangat mewarnai  semangat  perjuangan walaupun dengan langkah tertatih tatih.Bahwa ilmu adalah sesuatu  yang sangat dibutuhkan dalam upaya memahami Iman. Walaupun sesungguhnya posisi ilmu dan iman itu berada pada jalur yang berbeda.
Dalam rangka memperkuat posisi iman, semula pemikiran ilmu tidak dibutuhkan, tetapi setelah bersentuhan dengan budaya serta agama lain, nampaknya kita kita harus mencoba menjelaskan sesuatu berdasarkan pemikiren mereka, maka pada saat itu pula pemikiran ilmu itu menjadi dibutuhkan, karena banyak orang Islam juga yang beranjak dari ilmu untuk memahami iman Islam.  

Kalau ingin mengatakan bahwa ilmu dan iman adalah sama sama merupakan instansi pencari kebenaran, maka kebenaran ilmu disyaratkan dengan kemampuan pembuktian secara empiris atas teori yang dijadikan dalil. Dengan demikian maka kita diharuskan untuk mampu membuktikannya secara empiris, atau tertangkap oleh peralatan indera manusia. Mana mana hal yang yang diakui kebenaran dan keberadaannya tetapi tidak mampu dibuktikan secara empiris, maka hal tersebut bukan lagi kewenangan  ilmu, tetapi sudah menjadi dunianya filsafat.

Filsafat itu merupakan instansi yang berupaya mencari kebenaran dengan cara berfikir secara radik, yaitu mencari dalil hingga ke masalah yang paling mendasar. Instansi filsafat dibutuhkan oleh manusia, karena manusia banyak mengakui kebenaran atas sesuatu, tetapi tidak mampu dibuktikan secara empiris. Umpama membahas tentang waktu, keadilan dan sebagainya. Tetapi justeru bermula dari pemikiran pemikiran filosofis itulah maka lahirnya berbagai ilmu atau disiplin disiplin ilmu.

Itulah sebsabnya maka dalam membahas ilmu hukum, maka kita beranjak dari filsafat huku, dalam membahas Ilmu ekonomi maka kita beranjak dari filssfat ekonomi. Dalam membahas ilmu hukum, maka kitaharus berabjak dari Filsafat Hukum, dan seterusnya. Oleh karena itu seorang  Sarjana hukum tidak layak mengaku sebagai orang yang paham hukum, manakala belum lulus mata kuliah Filsafat hukum, dan bagi Sarjana Hukum yang kurang memahami dan menguasai Filsafat Hukum maka akan mendapatkan kesulitan manakala akan mengambil profesi sebagai Pembela Hukum. 

Namun ciri pemikiran filsafat itu adalah pemikiran yang bebas sebebas bebasnya. Itulah sebabanya bila kita mengumpulakn dua atau lebih ahli filsafat diminta untuk membahas sesuatu maka pendapatnya akan sama, berbeda dan mungkin juga akan bertentangan. Bila ahli ilmu brbeda pendapat dalam suatu masalah, mereka akan saling menidakkan, tetapi perbedaan perbedaan dalam dunia filsafat tetap saja akan disambut dengan saling menghormati dan adanya kebenaran yang dimiliki pendapat lain.

Bila para ahli Filsafat diminta membahas tentang agama, maka hasilnya terbuka kemungkinan akan menghasilkan kesimpulan yang sama, bisa berbeda dan bisa juga bertentangan. Bila filsafat membahas tentang Tuhan maka hasilnya bisa sama mengetahui akan adanya tuhan dan mematuhinya, bisa mengakui akan adanya Tuhan tetapi tidak merasa harus mematuhiny, seperti faham deisme dan theisme dan masih banyak lagi kemungkinan kmungkinan yang lain, karena metode filsafat memungkinkan kita memilikiatau menmambahkan pemikiran filsafat yang berbeda dengan pemikiran dan pemahaman yang ada.

Jika ingin belajar agama, sesungguhnya gunakanlah iman. Jika kita beriman dahulu, baru menelusurinya melalui jalur kebenaran ilmu lalu filsafat dan terakhir iman.Kita memang bisa mengalami percepatan  Ada juga yang dipelajari secara ilmu, lalu meningkat filsafat dan puncaknya adalah iman. Yang pertama dialami oleh anak keturunan Muslim, sedang yang kedua adalah muallaf. Keduanya memang sampai pada teloz, keimanan dengan ciri kesanggupan atau kemampuan bersaksi. Walaupun nanti akan sangat tergantung kepada upaya pendalaman. Bagi mereka sebagai keturunan Muslim sejak kecil kulitas keduanya akan sangat tergantung kepada upaya pendalaman yang dilakukan.

Secara struktur budayawi bagi mereka sebagai anak keturunan Muslim akan lebih mudah dalam menerimanya, itulah sehingga bagi muallaf seperti enemuh jalan lambat bahkan penuh onak dan duri sehingga penuh perjuangan, tetapi ini nanti akan mengesankan muallaf memiliki keyakinan yang lebih kokoh karena harus melalui onak dan duri.
Tetapi kembali kepada konteks dan judul tulisan ini akan dikatakan bahwa Ilmu dan juga nanti Filsafat memang sangat dibutuhkan dalam memelihara keimanan ini, walaupun sejatinya terkait hubungan dengan mereka non muslim, tetapi juga sejatinya memeberikan penguatan juga mereka yang memang sejak semula dilahirkan dan dibesarkan di lingkungan keluarga muslim.

VIRUS CORONA BOHONG SEDUNIA

VIRUS CORONA emang ada ? Boleh jadi ada, berapa koban virus ini ? tak akan ada jawaban pasti, karena ada yang sangat membutuhkan data ini, dan akan mengambil keuntungan dari data tersebut, yang semakin tinggi angka korban   maka akan semakin banyak keunungan yang bisa kita raih. Itulah sebabnya berbicara masalah Corona sepergi orang dungu karena apapun yang dibicarakan akan dipaksa untuk diralat oleh mereka yang berkepentingan, dan mereka akan mencarikan orang orang atau pihak pihak yang bersedia atau bisa dipengaruhi untuk bicara. Dalam kondisi seperti ini maka kita semua akan dipusingkan oleh berbagai berita hoax, yang mjncul secara berutal. Kita menjadi curiga berapa besar  keuntungan yang sedang diperjudikan, apalagi perjudian itu nanti sebenarnya justru pasca gunjang ganjning ini sebagai masa panennya.


Yah ... apa sih yang tidak diuangkan oleh para pebisnis dunia. Indonesia ini bersama sejumlah negara negara lain yang kurang memeiliki keterampilan meracik obat tentu nantinya akan dijadikan sasaran dan builan bulanan. Para dokterr akan dirayu dengan berbagai hadiyah untuk memberikan obat obat produk mereka untuk dipssarkan lewat dokter dokter praktek swasta umpamanya.

Pada saat ini masyarakat dijadikan pihak yang merasa takut setakut takutnya  kepada virus corona ini yang pada ujung ujungnya masyarakat dijadikan pihak yang merasa memiliki ketergantungan kepada obat obat tertentu. Itulah sebabnya mereka membutuhkan statistik yang tinggi klematian akibat corona, sehingga corona menjadi sesuatu yang paling menakutkan. Sama seperti dahulu masyarakat diyakinkan dengan obat obatan tertentu masa kecil pada sesungguhnya itu adalah antisipasi bagi masyarakat dewasa, itupun sangat khusus sifatnya.

Rabu, 10 Juni 2020

KITA HARUS BERAKAL SEHAT.

AKAL SEHAT ITU TERDAPAT PADA HATI YANG SEHAT. Sehatkan hati atau qolbu kita, dalam era virus corona alias Covit-19  ini adalah salah satu peluang untuk dijadikan alat bantu. Sebelumnya saya ingin menyampaikan rumus dari seorang yang terkenal "aalim Billah, Syaichul Islam Ibnu Thaimiyah  dalam bukunya Tibbul Qulub terjemahan Abdullah Rosdi Ridwanullah diterbitkan oleh Pustaka Barokah Solo, th 2005. Disebut dalam buku itu bahwa ada hati yang hidup, ada hati yang mati. Ada hati yang Bangun dan ada pula hati yang tidur, ada hati yang sehat dan ada hati yang sakit. Marilah kita evaluasi diri sejujur jujurnya, m,asuk dalam kategori yang mana hati kita itu : (1). Sehatkah, atau (2) sedang Bangukah, (3) masih hidupkan, atau (4) atau sakitkah, atau (5) saedang tidurkah, atau (6) sudah matikah. jadi dalam versi Ibnu Tahimiyah kita ada kemungkinan sedang mengalami salah satu atau diantara 6 kondisi.

Hati yang yang kita miliki semoiga saja dalam keadaa sehat. Hati yang sehat akan menghantar seseorang mampu mengambil sebuah keputusan dengan penuh keyakinan, tetapi untuk meyakini hati kita sehat kita harus melampau sejumlah kondisi hati, yaiutu hati bangun, hati yang hidup, hati yang sakit, hati yang tidur, serta hati yang mati. Bila kelima kreteria hati itu kita lampaui, maka berarti hati kita benar benar sehat.

Hati kita disebut hati yang sehat manakala hati kita dealam keadaan bangun, hati disebut bangujn manakala  kita selalu ingat kepada Allah, segala Keputusan kita Berdasarkan Atas keyakinan bahwa itulah yang dibenarkan Allah, atau akan membuat kita akan lebih dekat dengan Allah. Jika kondisi hati kita seperti itu, maka berari hati kita dalam posisi bangun maka Insya Allah kita bisa mencapai hati yang sehat. Bila tidak sepenuhnya keputusan itu bulat berdasarkan keyakinan kita kepada Allah, maka kemungkinan hati kita sejatinya hati kita masih hidup.

Hati kita terbilang masih hdup manakala kita masih memiliki semangat dan kemampuan menambahkan ilmu pengetahuan, masih mampu menganalisa dan masih mampu memberikan berbagai pertimbangan, unsur objektivitas mengungguli unsur subjektivitas. Sehingga apa yang kita simpulkan ternyata benar adanya dan banyak diikuti oleh banyak orang dalam ragam ragam posisi orang. Tetapi jika itu belum tercapai dan masih dikusai kepentingan dan pertimbangan subjektif, maka kita berharap hati kita ebatas sakit. Saja.

Hati kita terbilang sakit manakala kita memilih dan memutuskan sesuatu secara ragu ragu, atau menyembunyikan kebenaran objektif serta mempertahankan subjektivitasnya. Ciri ciri ciri orang yang ragu ragu adalah lebih menonjolkan pertimbangan subjektivitasnya dibanding objektivitasnya. Dan keinginan lebih menonjol dibanding kebenaran. Tetapi kita akan lebih parah lagi manakala hati kita ternyata tidur.

Hati kita disebut tidur manakala sering mengalami kelalayan, seseorang akan mengalami kelalayan manakala gagal memahami kebenaran objektif, dan berkecendrungan dan berpihak kepada keinginan subjektifnya. Sehingga berkali kali melakukan kesalahan, tetapi selalu memperttahankan kesalahan itu sebagai kebenaran. Jika itu yang kita alami maka sejatinya kita dalam keadaan parah, tetapi ada yang lebih parah lagi, yaiyu bila hati kita sedang mengalami mati.

Kita akan dikategorikan sebagaio memiliki hati yang mati, manakala kita tak lagi memiliki keinginan untuk menambah atau mengembangkan ilmu. Tetyapi dalam banyak uraian bahwa, hati yang mati, hati yang tidur, hati yang sakit, hati yang hidup dan hati yang tidur sebenarnya masih bisa kita pulihkan dengan zikir kepada Allah dan selalu berdoa kepada Allahg SWT, kita minta agar hati kita sehat, karena dalam hati yang sehat terdapat akal yang sehat pula.

Wallohu a'lam bishowab.       

MENJAGA KEHORMATAN JENAZAH.

  • MENURUT AJARAN ISLAM jenazah itu selain harus dihormati, juga tak boleh dibeberkan segala kelemahan dan segala celanya, itulah sebabnya lebih utama keluarganya sendiri yang mengurusinya ketika memandikannya dan ketika mengkafani, dan jangan sekali kali membuka mulut bila ada sesuatu cela sekecil; apapun, demi menghindari fitnah. Pernah tersiar kabar terjadi keributan antara ihak kesehatan dengan keluarga jenazah.  Sepengetahuan keluarga jenazah jenazah bukan sakit kena virus Corona, tetapi pihak rumah sakit bersikukuh menyatakan almarhum terkena Corona

Sebeklumnya, ada masyarakat yang menolak jenazah virus corona, padahal jenazah sudah tinggal mengubur. ada juga konon mayat sudah tiga hari dikubur terpaksa kuburan dibongkar, karena baru ketahuan  bahwa mayat yang dikubur adalah karena corona.

Belakangan baru terjadi kebalikannya, keluarga mayat yang sepengetahuan mereka bukan sakit karena corona, tetapi karena penyakit lain, sementara pihak rumah sakit kekeh menyatakan jenazah meninggal karena virus Corona. Lebih mengejutkan lagi padahal pihak rumah sakit sempat menawarkan agar mayat dicatat sebagai meninggal karena virus ini, bahkan sempat keluarha ditawari sejumlah uang dalam jumlah luar biasa. Kaluarga mayat menolak, mayat diambil paksa diangkut dengan iringan takbir dan istighfar.

Ada cerita lagi, ada mayat karena sakit sudah dibawak pulang oleh keluarga, sudah dimandikan, sudah di kapani, sudah di sholatkan, dan sudah pula dikubur, beberapa hari kemudian menyusul keterangan dari rumah sakit bahwa yang bersangkutan meninggal karena virus Corona. Sontak wuilayah tersebut dinyatakan sebagai zona merah, sontak pula masyarakat tak boleh keluar dan masuk daerah tersebut, daerah dinyatakan tertutup. Dan semua yang menyentuh mayat termasuk yang menyolatkan diisoplir.




Selasa, 09 Juni 2020

DARI MASJID KAMPANYEKAN UNTUK MELAWAN CORONA.

SELAMATKAN JAMA'AH KITA itu semangat yang harus dipupuk oleh Para Ta'mir Masjid dan galang kerjasama dengan para jama'ah tentunya, dipastikan tak elok meninggalkan jama'ah yang membutuhkan bimbingan dan pencerahan. Dan Uapaya menutup Masjid adalah sesuatu yang dipastikan tidak akan menjadi pilihan yang ulama. serta keliru dan sesat pula bila bila membiarkan Masjid menjadi kloster berkembangnya virus corona. Mari kita jaga agar jangan ada peluang mereka yang tak suka Masjid menjadikan Masjid sebagai sasaran cemoohan, di tengah merebaknya virus Corona.


Menurut para pengamat bahwa Indonesia menghentikan penerapam lockdown atau apapun istilah yang digunakan, adalah ketika Indonseai belum mampu mencapai satu puncakpun dari tiga puncak yang seharus tercapai terlebih dahulu. Pemerintah sangat terburu buru melakukan itu karena pelaksanaan lockdown itu sangat mengancam pertumbuhan ekonomi. Mungkin cara yang akan ditempuh Pemerintah adalah meniru konsep new normal WHO tetapi untuk Indonesia nampaknya lebih mengarah kepada  konsep Hered Immunity setelah istilah berdamai dengan corona yang dikampanyekan Presiden juateru menjadi cemoohan banyak pihak.



 Biarlah Pemerintah dan berbagai pihak yang berkompetenmembahas dan merancang langkah langkah mana yang akan ditempuh, tetapi tentu saja para ta'mirt dar jamaah tak boleh berpangku tangan untuk ikut memberikan pencerahan kepada jamaah, agar memiliki kemampuan dan ketrampilan untukl mengantisipasi segala sesuatunya agar memiliki kekuatan Immun bagi diri masing masing sehingga memiliki kekuatan dan kemampuian serta kepatutan untuk tetapi sholat di Masjid, apatah lagi Pemerintah yang semula telah mengeluarkan larangan atau himbawan untuk tidak melaksanakan sholat di masjid untuk taraweh dan Jumatan, kini larangan itu tidak lagi dinyatakan berlkaku.

Kasus Corona ditambah ketidakjelasan aturan yang akan digunakan karena beragamnya keterangan dari pejabat berwenang hingga simpangsiurnya informasi yang saling bertentangan antara satu dengan yang lain. Membuat jamaah mengalami sakit qolbu. Qalbu yang sakit adalah terdapat pada seseorang ketika Ia memutuskan sesuatu terhadap sesuatu dalam keadaan sesuatu yang tidak meyakinkan. Keputusan yang tidak berdasar keyakinan, menunujuk bahwa si pemurtus sesuatu dalam keraguan, maka sesungguhnya hatinya / qobunya sedang sakit. Itulah yang dialmu oleh Jama'ah  baik yang bertahan sholat di Masjid, maupun yang meninggalkan Masjid dan sholat di rumah, tampa mempertimbangkan ad di zona merah atau hijau.  Adalah tugas kita semua untuk membantu menyembuhkan qolbu jamah dari yang sakit menjadi sehat. 


 

Senin, 08 Juni 2020

MEMAKNAI KESETIAKAWANAN

Khutbah Pertama

الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ خَلَقَ الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيْمٍ، وَفَضَّلَهُ عَلَى كَثِيْرٍ مِمَّنْ خَلَقَ بِالْإِنْعَامِ وَالتَّكْرِيْمِ، فَإِنِ اسْتَقَامَ عَلى طَاعَةِ اللهِ اسْتَمَرَّ لَهُ هذَا التَّفْضِيْلُ فِي جَنَّاتِ النَّعِيْمِ، وَإِلاَّ رُدَّ فِي الْهَوَانِ وَالْعَذَابِ الْأَلِيْمِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَهُوَ الْخَلاَّقُ الْعَلِيْمِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ شَهِدَ لَهُ رَبُّهُ بِقَوْلِهِ: {وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيْمِ} صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ سَارُوْا عَلَى النَّهْجِ القَوِيْمِ وَالصِّرَاطِ المُسْتَقِيْمِ، وَسَلَّمَ تَسْلِيْماً كَثِيْرًا، أَمَّ بَعْدُ:
أَيُّهَا النَّاسُ، اتَّقُوْا اللهَ تَعَالىَ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ سُبْحَانَهُ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ، وَإِنَّمَا يَنْظُرُ إِلَى قُلُوْبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ

Sidang shalat Jumat yang berbahagia!

Marilah kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah, menjalankan semua perintah Allah, serta menjauhi semua larangan dari Allah. Marilah bersyukur, nikmat Allah terlalu banyak untuk kita. Janganlah menyia-nyiakan semua nikmat yang telah diberikan-Nya. Marilah selalu mengingat Allah dan jangan pernah melupakan-Nya, terlebih dengan kesengajaan.
Hadirin shalat Jumat yang budiman!
Dalam surat Al-Hujurat ayat 10, Allah telah berfirman :

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

yang artinya “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu merupakan saudara kandung”, “Maka ciptakan-lah perdamaian dan kedamaian antara sesama saudara kandungmu itu.”, “dan bertakwalah kepada Allah agar kamu dilimpahi rahmat oleh Allah”.

Hadirin shalat Jumat yang berbahagia!
Rasulullah SAW juga memberikan gambaran terhadap indahnya persaudaraan sesama muslim yang berbunyi seperti berikut ini :
“kekompakan kaum mukminin karena saling mencurahkan kasih sayang dan simpati antar mereka, maka tampaklah mereka seakan-akan satu tubuh. Apabila salah satu anggota-nya mengeluh, maka seluruh anggota lainnya merasa demam tak bisa tidur.”
Hadis yang lain juga disampaikan pada sabda Rasulullah SAW lain yang memiliki arti sebagai berikut :

“golongan mukmin (beriman) bagaikan satu orang. Apabila sakit mata, maka semuanya merasa sakit. Apabila sakit kepala, maka seluruhnya badannya ikut serta.”
Kemudian, karena begitu eratnya hubungan persaudaraan antar sesama muslim, maka Rasulullah juga menyertainya dengan pernyataan sumpah sebagai berikut :
“Demi Allah yang menguasai diriku, tidaklah beriman orang yang tidak menginginkan untuk saudaranya sesama muslim apa yang ia inginkan untuk dirinya sendiri dan menghalaukan dari padanya apa yang tidak di inginkan untuk dirinya.”
Dalam hal ini, keimanan kita mewajibkan kita untuk selalu menyayangi dan mencintai antar sesama umat.

Sidang shalat Jumat yang berbahagia!
Rasa menyayangi dan mencintai antar sesama mukmin ini tidak hanya sekedar ucapan, bentuk perasaan saja. Namun harus disertai dengan pergaulan kehidupan yang dilakukan antar sesamanya. Hal ini merupakan salah satu syarat dari wajibnya menjaga keimanan. Pergaulan hidup antar sesama muslim ini menjadi salah satu faktor bagi keimanan seseorang.
Belum lah beriman suatu kaum, meskipun menjalankan shalat lima waktu, mengeluarkan zakat setiap tahun, serta menunaikan ibadah haji kalau tidak melakukan pergaulan hidup antar sesama umat agama Islam. Dalam pergaulan tersebut juga terdapat beberapa syarat yang harus orang beriman lakukan kepada sesamanya.

Dalam sebuah hadis, Rasulullah memberitahu tentang 6 kewajiban muslim kepada sesamanya, yaitu memberikan salam bila perjumpaan, mengijabahi undangannya, memberinya pengarahan bila diminta, mendo’akannya bila ia bersin, menyambanginya bila ia sakit dan mengantarkan jenazahnya sampai di kubur. Hal ini merupakan kewajiban minimal yang harusnya dilakukan oleh sesama muslim.

Hadirin yang arif bijaksana!
Persaudaraan antar sesama muslim bukanlah sebuah kata-kata kiasan, namun juga merupakan persaudaraan yang sesungguhnya. Allah berfirman dalam Al-Qur’an yang memiliki arti sebagai berikut:
“Sesungguhnya kaum mukmin merupakan saudara kandung. Ikhwah, bukan hanya ikhwan. Dan Rasulullah pun menambahi dalam hadisnya yang memiliki arti sebagai berikut :
“antara seorang muslim dengan sesamanya terjalin ukhuwah persaudaraan. Maka itu seorang muslim tak kan menzhalimi, menganiaya, memakan hartanya, tak kan membiarkannya menderita dan merana, tak kan pula meremehkan atau menghinanya.
“dan barang siapa yang memenuhi kebutuhan saudaranya, maka akan dipenuhi Allah kebutuhannya, barang siapa menolong seorang muslim dari kesulitannya, maka akan di tolong Allah dari kesulitan hari kiamat, barang siapa menutupi kelemahan/kesalahan orang muslim, maka kelemahan/kesalahan dirinya ditutupi Allah di hari kiamat”

Hadirin yang arif bijaksana!
Tanamkan lah pada diri dan jiwa kita, bahwa saudara sesama muslim adalah nyata. Kesetiakawanan antar sesama muslim selalu dilandasi oleh cinta dan kasih sayang. Ketika kita mencintai dan menyayangi sesama muslim, maka kita akan memperoleh kemudahan untuk senantiasa melakukan kebaikan kepada sesama.
Terkadang, mudah bagi kita untuk mencurahkan berbagai perhatian serta kasih sayang kepada sesama apabila berada di lingkungan yang sama. Namun, ketika terjadi suatu permasalahan baik dari segi bencana alam maupun yang lain sebagainya, yang tidak terletak di wilayah kita, maka akan mengalami kesulitan.
Dalam hal ini, sifat kesetiakawanan tidak seperti itu. Dimanapun berada, kapanpun sesama umat muslim membutuhkan bantuan, lakukanlah bantuan itu. Karena hal tersebut termasuk salah satu kewajiban yang harus diberikan oleh sesama muslim. Dalam hal ini sebagai salah satu upaya untuk mengurangi beban bencana alam tersebut.
Setiap melakukan kewajiban kepada sesama muslim tanpa pamrih, maka akan diberi tempat terbaik di sisi Allah SWT. Karena Allah sangat menyukai orang yang berjasa terhadap sesama serta bermanfaat. Sehingga akan semakin memiliki arti kehidupan yang sangat luas dan berguna bagi sesama umat Islam yang membutuhkan bantuan.
Suatu ketika pada saat Rasulullah berdakwah, seorang sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling dicinta sayangi Allah?” kemudian Rasulullah menjawab “adalah orang yang paling banyak daya gunanya bagi umat manusia”.
Dayaguna antar sesama manusia diperinci oleh Allah dalam Al-Qur’an yang artinya :
“adapun amal perbuatan yang paling disenangi Allah ialah, menyenangkan hati orang Islam. Antara lain; menghilang kan penderitaan dan kesulitannya, mengambil alih beban hutang-hutang yang tak dapat dilunasi karena tak mampu, menyelamat-kannya dari kelaparan”.

Sidang shalat Jumat yang berbahagia!
Berdasarkan sabda yang telah disampaikan oleh Rasulullah sebelumnya, marilah kita mempererat kesetiakawanan kita dalam bentuk berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan. Mempermudah urusan orang lain, membantu sesama muslim, dan lain sebagainya. Ketika melakukan hal tersebut, Allah akan memuji kita. Hal ini telah disebutkan dalam sabda Rasulullah yang artinya :
“sebaik-baik teman disisi Allah adalah yang terbaik terhadap temannya, dan sebaik-baik tetangga di sisi Allah adalah yang terbaik untuk tetangganya”.

Hadirin yang arif bijaksana!
Rasulullah dalam hal ini selalu mengingatkan dalam setiap dakwahnya, bahwa kesetiakawanan antar sesama muslim ini harus erat. Hal ini untuk memberi kepekaan antar sesama muslim agar merasakan penderitaan yang dirasakan oleh sesamanya. Serta membantu kesulitan yang dialami oleh saudara sesama muslimnya.
Karena itu, selalu ulurkanlah tangan untuk membantu sesama muslim dalam mengatasi segala kesulitannya. Tidak hanya berupa materi, sesama umat muslim juga dapat memberikan dukungan serta doa yang dipanjatkan untuk meminta kemudahan dan pertolongan dari saudara yang membutuhkan bantuan.
Setiap bantuan yang kita berikan kepada sesama, maka akan diberi imbalan yang besar dari Allah yang Maha Kaya lagi Maha Pemurah. Rasulullah SAW mengatakan :
“pengulur tangan untuk janda dan fakir miskin serupa dengan jihad di jalan Allah, atau puasa tiap hari dan tahajud tiap malam”

Dalam hidup di dunia ini, kita diberi amanat pada setiap hal yang kita peroleh. Segala sesuatu yang diberikan kepada kita merupakan sebuah amanat yang harus di manfaatkan untuk kepentingan orang lain atau secara umum.
Ketika memiliki banyak harta, harta tersebut merupakan salah satu cobaan bagi seseorang, karena harta tersebut harus diperlakukan dengan sebaik mungkin. Dalam hal ini dapat bermanfaat bagi orang banyak serta dapat membantu semua orang untuk meringankan bebannya. Rasulullah pernah bersabda :

“Allah mempunyai hamba-hamba khusus untuk memenuhi dan menolong orang-orang yang butuh. Tiap orang membutuhkan sesuatu menuju mereka. Mereka itu aman dari siksaan Allah.”
Setiap kemudahan yang orang lain berikan kepada orang lainnya, maka akan mendapat kemudahan dari siksaan Allah. Hal ini dapat dilihat dari berbagai macam profesi, aktivitas, maupun hal lain yang berhubungan dengan memudahkan urusan orang lain.
Setiap pejabat yang memudahkan urusan sesamanya, maka aman dari siksaan Allah, setiap guru yang memudahkan urusan muridnya maka aman dari siksaan Allah, serta bagi orang kaya yang memudahkan urusan dari sesamanya, maka juga aman dari siksaan Allah. Meskipun orang-orang tersebut tidak meminta, namun tetap aman dari siksaan Allah.
Sidang shalat Jumat yang berbahagia!

Kita telah dilimpahi karunia dan rahmat oleh Allah dengan berbagai jenis macam, seperti ilmu pengetahuan, kekuasaan, kekayaan, pengaruh, dan lain sebagainya. Maka alangkah baiknya semua karunia tersebut di manfaatkan sebagaimana mestinya untuk memudahkan semua urusan orang lain.
Hadirin yang berbahagia!
Semoga kita semua selalu diberikan akhlak yang terpuji dan amal yang baik. Sehingga akan selalu memberikan pahala yang mengalir bagi diri kita untuk terhindar dari siksa api neraka. Dalam hal ini, bersyukur lah kita karena telah mendapat taufik dan hidayah sehingga dapat mengimani dan menjalankan kewajiban agama Islam.
“Bertakwalah kamu kepada Allah dengan kerja sama melakukan segala kebajikan. Dan jangan ceroboh melakukan kesalahan pelanggaran. Sungguh amat berat siksaan Allah itu.

Khutbah Kedua


Sidang shalat Jumat yang berbahagia!
Marilah kita tingkatkan ketakwaan dengan meningkatkan ukhuwah Islamiah atau kesetiakawanan antar sesama muslim. Dengan hal ini, maka kita akan memelihara persatuan dan kesatuan antar sesama umat yang berfungsi untuk mempertahankan agama kita juga.
Pada suatu hari, Rasululllah bersabda di depan semua para sahabat :
“apakah kamu ingin kuberitahukan tentang orang yang baik di antaramu dan yang jahat?”
“mau juga ya Rasulullah”, jawab mereka
Pertanyaan Rasulullah tersebut diulang hingga tiga kali. Jawaban para sahabat juga tidak berubah. Kemudian Rasulullah menjelaskan :
“orang yang baik itu adalah yang dapat diharapkan kebajikannya dan aman dari gangguannya. Sedangkan yang jahat adalah yang tak dapat diharapkan kebaikannya, malah kejahatannyalah yang sering terjadi.”

Karenanya, marilah berdoa kepada Allah SWT agar kita senantiasa dijadikan orang yang berperiaku baik, senang membantu, dan memudahkan urusan antar sesama umat Islam. Sehingga menjadikan kita orang yang bermanfaat antar sesama.
Semoga kita dijadikan orang yang selalu memberikan cinta dan kasih sayang kepada sesama, kekuatan dan dorongan untuk selalu melakukan amalan shalih, sehingga dapat bermanfaat bagi diri, nusa dan bangsa.
Semoga Allah SWT mengampuni dosa-dosa yang telah kita perbuat baik disengaja maupun tidak, baik yang masih hidup maupun yang akan mendahului kita menuju ke alam baqa.


إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
اللهم صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اللهم بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللهم اغْـفِـرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْـفِـرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. اللهم إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى. اللهم إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيْعِ سَخَطِكَ. وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. وَصَلى الله عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ